Selasa, 18 Maret 2008

Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini?

[Mr Bambang] - Dari kisah para nabi, disebutkan bahwa Nabi Nuh a.s. memiliki kemuliaan yang terpuji. Ketika bangun tidur, hendak tidur, akan makan, berpakaian, keluar rumah atau masuk rumah, pokoknya melakukan berbagai kegiatan, beliau selalu bersyukur memuji Allah. Beliau selalu menyebut kenikmatan Allah yang telah diberikan kepadanya. Allah s.w.t memuji kemuliaan Nabi Nuh seperti yang difirmakankan dalam Al-Qur’an:“Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (QS Al-Isra’ : 3).

Allah memilih hamba-Nya yang banyak bersyukur itu dan mengutusnya sebagai rasul bagi kaumnya. Nabi Nuh memang luar biasa. Dia pandai bersyukur dan memiliki kesabaran tingkat tinggi. Bisa dibayangkan, selama 950 tahun berdakwah, jumlah orang yang beriman sangat sedikit. Tapi the show must go on. Dia terus berdakwah pantang menyerah. Walaupun setelah melihat mempelajari kaumnya yang tidak mungkin beriman, dia berdoa mengadu kepada Allah. Akhirnya Allah memberikan jalan keluar menyelamatkan pengikutnya dari banjir besar.

Bersyukur dan juga bersabar memang memberikan dampak yang luar biasa bagi orang yang melakukannya. Bersyukur mudah diucapkan, namun ternyata juga sulit untuk dilakukan.
Mengapa sekarang banyak sekali orang bingung, stress, tidak bahagia? Salah satu jawabannya cukup sederhana. Karena kita tidak pandai bersyukur. Hidup di jaman sekarang ini, lebih-lebih di kota besar seperti Jakarta, berbagai masalah akan sangat mudah hinggap. Macet, polusi, banjir, harga barang-barang yang melambung sering menjadi kambing hitam sasaran bahwa mereka menjadi penyebab semua ini.

Kita seringkali merasa selalu kekurangan atas segala sesuatu. Kita sering mengeluh, kita biasa mengaduh. Dunia menjadi terlihat begitu kejam kepada kita. Padahal kalau dilihat, kita masih bisa makan yang enak, tidur yang nyenyak, bisa menghabiskan banyak pulsa apalagi marketing gimmick operator sangat menggoda memperlihatkan tarif murah, sering nonton film baik di bioskop maupun DVD, bisa ngeblog menghabiskan bandwidth, bisa kopdar di cafe-cafe mahal. Loh loh loh.. ini ngomong apa ya?

Ya yang jelas sih, sebenarnya keadaan kita itu tidak jelek-jelek amat. Masih sangat banyak orang yang keadaannya dibawah kita. Yang dibawah kita pun demikian, masih ada yang dibawahnya lagi, dibawahnya lagi, lagi, lagi, lagi dan lagi… Sebuah misteri karena kita tidak tahu bagaimana keadaan yang paling bawah itu.

Kalau tidak mau bersyukur dan akhirnya merasa menderita, mungkin kita hanya perlu bilang “Sokooorrr”. * gak fokus*. Karena itulah, kita pantas untuk bersyukur. Mari belajar untuk bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah kepada kita