Jumat, 19 Oktober 2007

Sedekah Yang Salah Alamat

[Kebun Hikmah] - Suatu ketika, Rasulullah Saw., seperti yang kerap beliau laku­kan, berbincang-bincang dengan para sahabat di serambi Masjid Nabawi, Madinah. Selepas berbagi sapa dengan me­reka, beliau berkata kepada mereka, "Suatu saat ada seorang pria berkata kepada dirinya sendiri, 'Malam ini aku akan bersedekah!' Dan, benar, malam itu juga dia memberikan sedekah kepada seorang perempuan yang tak dikenalnya. Ternyata, perempuan itu seorang pezina. Sehingga, keja­dian itu menjadi perbincangan khalayak ramai. "Akhirnya, kabar tersebut sampai juga kepada pria itu. Mendengar kabar yang demikian, pria itu bergumam, 'Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu.Ternyata, sedekahku jatuh ke tangan seorang pezina. Karena itu, aku akan bersedekah lagi!'"

Maka, pria itu kemudian mencari seseorang yang menu­rutnya layak menerima sedekah. Ternyata, penerima sede­kah itu, tanpa diketahuinya, adalah orang kaya. Sehingga, kejadian itu lagi-lagi menjadi perbincangan khalayak ramai, lalu sampai juga kepada pria yang bersedekah itu. "Mendengar kabar yang demikian, pria itu pun bergu­mam,'Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu. Ternyata, sede­kahku itu jatuh ke tangan orang kaya. Karena itu, aku akan bersedekah lagi!' Maka, dia kemudian, dengan cermat, men­cari seseorang yang menurutnya layak menerima sedekah.

Ternyata, penerima sedekah yang ketiga, tanpa diketahui­nya, adalah seorang pencuri. Tak lama berselang, kejadian itu menjadi perbincangan khalayak ramai, dan kabar itu sampai kepada pria yang bersedekah itu. Mendengar kabar demikian, pria itu pun mengeluh, 'Ya Allah! Segala puji ha­nya bagi-Mu! Ya Allah, sedekahku ternyata jatuh ke tangan orang-orang yang tak kuduga: pezina, orang kaya, dan pen­curi!' "Pria itu kemudian didatangi (malaikat utusan Allah) yang berkata, "Sedekahmu telah diterima Allah.

Bisa jadi pezina itu akan berhenti berzina karena menerima sedekah itu. Bisa jadi pula orang kaya itu mendapat pelajaran karena sedekah itu, lalu dia menyedekahkan sebagian rezeki yang dikaru­niakan Allah kepadanya. Dan, bisa jadi pencuri itu berhenti mencuri selepas menerima sedekah itu." (Diceritakan kembali dari sebuah hadis yang dituturkan oleh Muslim dan Abu Hurairah dalam Teladan indah Rasullulah dalam ibadah, Ahmad Rofi 'Usmani)

Bank Syariah dan Akselerasi Sedekah

[Republika] - Taiching: Bank memberikan kemudahan kepada nasabah untuk membayar zakat melalui SMS banking dan phone banking. Jangan sampai orang mau bayar zakat, tapi harus kerepotan saat menyetor.

Maraknya perkembangan industri ekonomi syariah, khususnya bank syariah, tidak hanya menguntungkan nasabah dan pemegang saham. Tapi juga berdampak positif terhadap akselerasi zakat dan sedekah. ''Makin besar industri ekonomi syariah, khususnya bank syariah, maka dana zakat dan sedekah yang bisa disalurkan kepada masyarakat pun makin banyak pula,'' kata Direktur Bank Muamalat, Andi Buchari kepada Republika.

Dia menambahkan, di antara bank-bank yang ada, hanya bank syariah yang menzakatkan laba yang diperolehnya. ''Jadi, kalau lembaga keuangan syariah berkembang, insya Allah akan mengalir lagi kepada masyarakat melalui zakat, infak, dan sedekah,'' paparnya.

Dana zakat itu tidak hanya berasal dari keuntungan bank syariah itu sendiri, melainkan juga dari zakat yang berasal dari bagi hasil nasabah penabung dan nasabah pembiayaan. ''Bank Muamalat tiap tahun menyisihkan 2,5 persen laba untuk zakat dan 2,5 persen lainnya untuk dana qardhul hasan yang siap disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya usaha mikro sebagai dana bergulir,'' paparnya.

Hal senada diungkapkan General Manager PermataBank Syariah, Ismi Kushartanto. ''Kemajuan industri ekonomi syariah, khususnya bank syariah, pasti berdampak terhadap akselerasi zakat, infak, dan sedekah (ZIS). ZIS merupakan salah satu hal yang mendapat perhatian utama di bank syariah,'' tutur Ismi.

Ia menyebutkan, PermataBank Syariah melakukan berbagai cara untuk mempercepat pengumpulan dana ZIS. Setiap nasabah yang menyimpan dananya ditawari opsi, apakah bagi hasilnya langsung dipotong zakat atau tidak. Selain itu, PermataBank Syariah juga menjalin kerja sama dengan Rumah Zakat, BAZNAS dan sejumlah Lembaga Amil Zakat (LAZ) lainnya dalam pengumpulan dan penyaluran zakat.

Tak hanya itu. ''Kami berupaya memberikan kemudahan kepada nasabah untuk membayar zakat melalui SMS banking dan phone banking. Jangan sampai orang mau bayar zakat, tapi harus kerepotan untuk menyetor,'' ujar Ismi. Kepala Cabang BNI Syariah Prima, Delyuzar Syamsi mengatakan, salah satu arti penting keberadaan bank syariah adalah mendorong percepatan pengumpulan dana zakat dan sedekah. Selain berasal dari zakat yang dikumpulkan oleh nasabah, pihak bank juga menyediakan dana qardhul hasan yang diputarkan kepada para pengusaha mikro. ''Hal ini sanga membantu mendorong perkembangan para pengusaha mikro kita, sebagai bagian dari pilar ekonomi nasional,'' tandas Delyuzar Syamsi.

Membalik Paradigma Sedekah
Kapankah sedekah harus dilakukan? Apakah menunggu harta berkecukupan, ataukah dalam keadaan masih kekurangan? Menurut pengusaha Puspo Wardoyo, sedekah itu harus dilakukan segera, tanpa harus menunggu jadi orang kaya. ''Bahkan orang miskin pun harus bersedekah. Allah berfirman dalam Alquran Surat Ath-Thalaq ayat 7, yang artinya, 'Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.

Dan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.' Jadi, orang-orang yang ditimpa kesulitan rezeki pun harus bersedekah, agar kesulitannya itu bisa segera berlalu, berganti dengan kemudahan,'' ujarnya.Pemilik restoran Ayam Bakar Wong Solo itu mencontohkan, nasib para petani Indonesia yang umumnya hidup miskin. ''Mereka rata-rata memiliki lahan yang sangat sempit dan tidak memadai. Namun, banyak di antara petani kita yang jarang bersedekah. Alasannya, boro-boro buat sedekah, buat makan sendiri saja, susah. Akhirnya mereka terus-menerus hidup susah,'' paparnya.

Menurut Puspo, paradigma sedekah itu harus dibalik. ''Jangan menunggu kaya, baru bersedekah. Sebaliknya, bersedekahlah pada saat masih hidup kekurangan, dan terus tingkatkan jumlahnya saat ekonomi makin membaik. Jadi, jangan menunggu nishab (memenuhi batas minimal wajib zakat),'' tuturnya.

Ia menambahkan, siapa pun yang ingin sukses dan meningkat derajatnya, harus mau bersedekah. ''Sedekah merupakan kunci sukses dalam seluruh urusan, baik dunia maupun akhirat,'' tegasnya. Hal senada dikemukakan Pimpinan Wisata Hati Ustad Yusuf Mansur. ''Paradigma sedekah harus kita ubah. Sedekah itu sebaiknya dilakukan di muka, bukan di akhir. Sedekah sebaiknya dilakukan segera tanpa menunggu kaya,'' tuturnya.

Makin besar jumlah sedekah, makin baik. Ibarat memancing, makin besar umpannya maka hasilnya juga lebih besar. ''Allah menjanjikan satu amal kebaikan akan dibalas 10 kali bahkan hingga 100 kali lipat. Jadi, makin besar sedekah kita, makin besar pula hasil yang akan kita terima,''

Sedekah

[Imansyah Weblog] - Sedekah.....ngebahas hal ini memang tidak ada habis2nya. Semua agama didunia ini pasti menyarankan kepada pengikutnya untuk bersedekah. Kita tau orang terkaya didunia mendermakan hampir 90% dari penghasilannya melalui yayasan yang ia dirikan untuk mereka yang membutuhkan. Hasilnya sampai sekarang ia tetap menjadi orang terkaya didunia, dengan sedekah yang jumlahnya sangat fantastic bukan berarti kekayaannya berkurang malah bertambah.Saya jadi ingat tahun lalu, ketika itu cobaan datang silih berganti dari ketipu hingga puluhan juta rupiah, gempa yang membuat seluruh usaha saya di jogja omsetnya turun drastis padahal ketika itu masih sulit karena kenaikan BBM yang hampir 100%. Terus terang membuat saya betul-betul terpukul. Apalagi saat itu istri saya sedang hamil, saya sampai bingung gimana ngatasi masalah yang sedang saya hadapi. Tengah kebingungan saya, saya mendengarkan ceramah ustad Yusuf Mansyur, kemudian saya beli kasetnya mengenai keajaiban sedekah dan kun fa ya kun. Disana saya tersentak, bahwa sedekah bukan hanya diberikan pada saat kita dalam kelapangan tapi malah sebaiknya diberikan dalam keadaan kesempitan. Saya dulu hanya bersedekah sekitar 2.5% dari pendapatan, mendengar ustad Yusuf Mansyur yang menganjurkan kalau bisa bersedekah 10% agar hasilnya maksimal, dengan kondisi keuangan yang berdarah-darah saya coba untuk mempraktekkan hal tersebut. Karena saya masih TDB, (maaf bukan bermaksud riya) saya mendapatkan THR dari perusahaan tempat saya bekerja dan hampir seluruh THR saya sedekahkan untuk yatim piatu dan mesjid dekat rumah. Alhamdulillah dengan bersedekahn secara rutin, perlahan-perlahan ALLAH memberikan rezeki dan hidayahnya kepada kami. Bisnis yang kami jalankan perlahan-lahan omsetnya terus meningkat, dan gaji saya di TDB dinaikkan 1/3 kali gaji kemarin, serta rejeki yang tak ternilai harganya istri saya melahirkan putri pertama kami dengan lancar tanpa kurang satu apa pun juga.Sedekah....menurut saya itulah kuncinya disamping usaha dan doa yang tanpa henti serta selalu positif thinking kalau ALLAH akan selalu menolong hambanya. Jadi saya sangat menganjurkan buat teman-teman yang saat ini sedang prihatin perbanyaklah bersedekah, Insya ALLAH masalah yang sedang kita hadapi akan diberikan jalan keluar yang terbaik.

The Power of Sedekah dan Ikhlas

[Sony Weblog] - Bismillahirrohmanirrohim, saya selalu tertarik apabila Allah sedikit 'menampakkan diri-Nya' dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi diantara kita... Yang lebih sering adalah dalam konteks shadaqah... Begitu transparannya 'tangan' Allah dapat kita lihat dalam balasan orang-orang yang bersedekah...Ibu saya pernah cerita, pada suatu hari bapak saya melihat seseorang yang melintas didepan wartel... Sandalnya... atau sepatunya... rusak... dan karena kasihan orang tersebut berjalan tanpa alas kaki... bapakpun menawarkan sepatu olahraganya yang sudah tidak terpakai...Singkat cerita, pada suatu hari, dilapangan tenis... ada orang yang sedang menjajakan sepatu olah raga... "Sepatunya mahal-mahal..."... Dan bapak tidak tertarik karena harganya yang mahal tersebut.... Tiba-tiba datang mantan pegawai bapak yang sudah menganggap bapak orang tua sendiri... Tanpa diduga, sang mantan pegawai memaksa bapak untuk memilih salah satu diantara sepatu-sepatu itu, karena ybs yang akan membayar... Jadilah bapak mendapat satu pasang sepatu baru yang mahal!!'Tangan' Allah belum berhenti disitu, beberapa hari kemudian datang kiriman dari anak bapak yang ada di Amerika... dan diantara kiriman itu... ada sepasang sepatu olah raga!!...Subhanallah... sepasang sepatu olah raga lama yang diberikan dengan ikhlas langsung dibalas Allah dengan dua pasang sepatu olah raga baru dengan kualitas jauh lebih baik dari yang diberikan....Sering airmata menitik jika mendengar cerita-cerita seperti itu... Subhanallah...Berikut ini satu cerita lagi yang saya kutip dari blog-nya Pak Roni....Kali ini saya mau cerita tentang kisah hidup Pak Ali (namanya aslinya tidak saya sebutkan ya), seorang member TDA yang tinggal di Sumatera.Kemarin Pak Ali berkunjung ke kantor saya, Manet Busana Muslim dan berbelanja untuk toko barunya di sana.Terus terang, saat itu saya baru kenal Pak Ali untuk pertama kalinya.Saya selalu tertarik dengan orang yang baru saya kenal dan ingin tahu cerita dan latar belakangnya.Ternyata Pak Ali adalah seorang TDB (karyawan) yang juga berbisnis sambilan.Saat ini kondisi bisnisnya di bidang percetakan sedang buruk karena ditipu orang sampai ratusan juga.Hal ini berdampak langsung terhadap kondisi keuangan Pak Ali sendiri.Ada yang menarik dari kisahnya ini.Tahun lalu Pak Ali berkunjung ke Bandung. Saat itu dia kehabisan uang dan di kantongnya hanya tersisa Rp. 5.000 saja.Bayangkan, bagaimana caranya dia bisa pulang ke Sumatera dengan uang Rp. 5.000 itu?Saat itu Pak Ali melihat seorang pengemis dan tergerak hatinya untuk memberikan uang itu kepadanya. Lho, uang cuma segitu-gitunya kok malah diberikan kepada pengemis?"Hati saya tergerak begitu saja untuk memberinya uang, Pak", jawab Pak Ali.Singkat cerita, Pak Ali kemudian bertemu dengan seorang kawan lama di sana.Setelah bercerita melepas kangen, tiba-tiba teman itu memberikan uang Rp. 500.000 kepadanya.Kenapa?"Entahlah Pak. Padahal saya tidak ceritakan kesulitan saya kepadanya", jawab Pak Ali."Selepas itu, saya menangis Pak", lanjutnya terharu."Uang itu kemudian saya gunakan untuk ongkos pulang dan sisanya saya berikan kepada fakir miskin di sana".Sungguh saya terdiam dan terharu mendengar kisah Pak Ali ini. Rahasia apa di balik cerita ini, tentu hanya Allah yang tahu.Tapi yang jelas, saya melihat kekuatan keyakinan kepada Allah dan keikhlasan dalam memberi telah membuat Pak Ali keluar dari masalah yang membebaninya saat itu.Bercahayalah... semakin terang... dan terang...

Seni bersedekah : bagaimana agar bersedekah membuat Anda kaya?

[Sepia Sun] - Ini pendapat Joe Vitale, penulis Spiritual Marketing. Juga pendapat banyak penulis lain yang dari pengalamannya mendapati bahwa semakin dia rela memberi (bersedekah) semakin banyak apa yang dia sumbangan itu kembali kepada dirinya dengan berlipat-lipat. Kalu dia nyumbang uang, maka (biasanya) akan datang uang. Kalau tenaga, maka akan kembali banyak bantuan. Kalau ilmu, maka akan kembali lebih banyak ilmu. Mereka menemukan bahwa “to give in order to get” adalah suatu hukum universal.

Sebentar, masih menurut orang-orang tersebut, hanya sedekah yang tulus lah yang akan menggetarkan semesta. Jadi tidak semua pemberian akan memberikan efek pengembalian yang diharapkan. Tentu saja ini bukan sok merasa lebih tahu tentang cara yang disukai Tuhan, ini adalah berbagi pengalaman apa yang mereka rasakan. Kisah-kisah mereka dikumpulkan dalam e-book The Greatest Money-Making Secret in History!. Silahkan di download sendiri ya.
Berikut ini cara bersedekah (menyumbang) yang mereka rasakan mampu menggetarkan spiritualitas mereka :

1. Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah, jangan sampai merasa terpaksa. Bila saat bersedekah kita justru merasa kesal, maka akan tertanam di bawah ssadar bahwa bersedekah itu tidak enak, bahkan mengesalkan. Mungkin seperti kalau kita bayar parkir kepada preman di pinggir jalan. Ada perasaan terpaksa, tak berdaya, bahkan dirampok. Bukan karena besar kecilnya nilai uang, tapi rela tidaknya perasaan saat memberikan sumbangan. Kalau anda sedang suntuk, tunggu sampai hati lebih riang. Memberi dengan berat hati akan memberi asosiasi buruk ke alam bawah sadar.

2. Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai sehingga hati Anda tergetar karenanya. Mungkin suatu ketika Anda ingin menyumbang yatim piatu, di waktu lain mungkin menyumbang perbaikan jembatan, mungkin pelestarian satwa yang hampir punah, mungkin disumbangkan untuk modal usaha bagi seorang pemula. Intinya adalah Anda sebaiknya menyedekahkan pada hal yang membuat perasaan Anda tergetar. Setiap orang akan berbeda. Seringkali seseorang menyumbang ke tempat ibadah, tapi hatinya tidak sejalan, hanya karena kebiasaan. Menyumbang yang tak bisa dihayati tak akan menggetarkan kalbu.

3. Bersedekahlah dengan sesuatu yang bernilai bagi Anda. Kebanyakan wujudnya adalah uang, namun lebih luas lagi adalah benda yang juga anda suka, pikiran, tenaga, ilmu yang anda suka. Dengan menyumbang sesuatu yang anda sukai, membuat anda juga merasa berharga karena memberikan sesuatu yang berharga.

4. Bersedekahlah dalam kuantitas yang terasa oleh perasaan. Bagaimana rasanya memberi sedekah 25 rupiah? Bagi kebanyakan orang nilai ini sudah tidak lagi terasa. Untuk seseorang dengan gaji 1 juta, maka 50 ribu akan terasa. Bagi yang perpenghasilan 20 juta, mungkin 1 juta baru terasa. Setiap orang memiliki kadar kuantitas berbeda agar hatinya tergetar ketika menyumbang. Nilai 10 persen biasanya menjadi anjuran dalam sedekah (bukan wajib), mungkin karena sejumlah nilai itulah kita akan merasakan ‘beratnya’ melepas kenikmatan.

5. Menyumbang anonim akan memberi dampak lebih kuat. Ini erat kaitannya dengan ketulusan, walaupun tidak anonim juga tak apa-apa. Dengan anonim lebih terjamin bahwa kita hanya mengharap balasan dari Tuhan (ikhlas).

6.Bersedekah tanpa pernah mengharap balasan dari orang yang anda beri. Yakinlah bahwa Tuhan akan membalas, tapi tidak lewat jalan orang yang anda beri. Pengalaman para pelaku kebanyakan menunjukkan bahwa balasan datang dari arah yang lain.

7. Bersedekahlah tanpa mengira bentuk balasan Tuhan atas sedekah itu. Walaupun banyak pengalaman menunjukkan bahwa kalau bersedekah uang akan dibalas dengan uang yang lebih banyak, namun kita tak layak mengharap seperti itu. Siapa tahu sedekah itu dibalas Tuhan dengan kesehatan, keselamatan, rasa tenang, dll, yang nilainya jauh lebih besar dari nilai uang yang disedekahkan.

Demikian berbagai hal yang berkaitan dengan prinsip bersedekah. Prinsip-prinsip ini sangat sesuai dengan petunjuk rasulullah Muhammad berkaitan dengan sedekah dan keutamaannya. Kalau tak salah, ada hadits yang menyatakan bahwa tak akan menjadi miskin orang yang bersedekah. Dijamin.

Selain itu bersedekah juga menghindarkan diri dari marabahaya. Ada sebuah kisah yang kalau tak salah saya dapat dari Pak Jalaluddin Rakhmat tentang seorang yang ditunda kematiannya karena bersedekah. Suatu ketika rasulullah sedang duduk bersama para sahabat. Lalu melintaslah seorang yang memanggul kayu bakar. Tiba-tiba Rasulullah berkata kepada para sahabat, “Orang ini akan meninggal nanti siang.”

Sorenya ketika Rasulullah duduk bersama para sahabat, melintaslah orang tersebut. Maka dipanggillah orang tersebut oleh rasul dan ditanya, “Aku diberitahu (malaikat) tadi pagi bahwa kamu akan menemui ajal siang tadi. Tapi kulihat kamu masih segar bugar. Apa yang telah kamu lakukan?” Kemudian orang itu berkisah bahwa tadi pagi dia membawa bekal makan siang. Lalu di tengah jalan bekal itu dia sedekahkan kepada orang yang membutuhkan. Selanjutnya, kata orang itu, saat kayu-kayu bakar diletakkan tiba-tiba seekor ular hitam keluar dari dalamnya. Rasulullah kemudian menjelaskan bahwa ular itulah yang sedianya akan mematuk orang tersebut, namundia berpindah takdir karena sedekahnya menghidarkan dia dari bahaya tersebut.

(Demikian lebih kurang sebuah kisah yang saya tahu. Sayang saya lupa detilnya, apalagi perawinya. Jadi mohon dicari sendiri sumber kisah tersebut. Seingat saya kisah tersebut dari Pak Jalal yang saya kenal punya banyak sumber terpercaya.) Kisah itu menunjukkan keutamaan sedekah yang bisa menghindarkan diri dari bahaya, sekaligus menujukkan bahwa cara Tuhan membalas sedekah tidak dalam bentuk dan jalan yang kita sangka.

Rabu, 17 Oktober 2007

Ayo Sedekah ....

[Sedekah.Net] - Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu`min bertawakkal.
(QS. 3 : 160)

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
(QS. 4 : 114)

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya dijalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan serta melapangkan (rejeki) dan kepadaNyalah kamu dikembalikan (QS. 2:245)

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Robbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya). Baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah meyukai orang-orang yang berbuat kebajikan
(QS. 3:133-134)

Barang siapa yang mendorong perbuatan baik, niscaya ia akan memperoleh bagian pahala dari padanya. Barang siapa yang mendorong perbuatan buruk, niscaya ia pun akan memperoleh bagian dosanya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(QS. 4 : 85)

Tidak akan pernah berkurang harta seseorang yang disedekahkan, kecuali ia malahan bertambah, bertambah dan bertambah (al Hadist)

Segini Dahsyatkah Sedekah ?

[Sederhana Itu Indah] - Sebelumnya, saya ingin berterimakasih kepada kang ilham, teh rachma, teh nuni, dan kang awan atas tanggapannya pada tulisan terdahulu (Anggapan yang Membius)

Sahabatku tercinta, kemaren baru aja saya mengalami apa yang banyak dikatakan oleh para ulama kita. Bahwa Allah itu Maha Kaya, bahkan saking kaya-nya, balasan akan amal kita pun tidak hanya dibalas berjuta kali lipat di akhirat, tapi juga di dunia.

Ini mah mudah-mudahan bisa jadi inspirasi ya, Jadi begini nih, beberapa hari yang lalu saya sedekah. Misalnya Rp.100 aja. Nah (walaupun sebenernya kurang baik juga sih) dalam hati saya bergumam “Ingin nyoba ah, katanya kalo kita sedekah, biasanya rizki kita dipermudah”

Apa yang terjadi? Ternyata hari itu tidak ada yang terjadi hehehe...Tapi, ternyata eh ternyata, besoknya ada SMS, yg isinya kurang lebih kayak gini “Agah, siap-siap 3 pekan lagi kita serah terima tempat fotocopy” *HAH*

Jadi ceritanya, kan kantor saya yang super imut ukurannya tuh numpang di sebelah tukang fotocopy. Sehubungan denger-denger bisnis fotocopy tersebut kurang terkelola dengan baik dan pemiliknya sudah sepuh, saya coba-coba ajukan deh ke ownernya. “Biar aja kami yang ngelola, kami setor sekian ke bapak perbulannya, tapi sewa tempat gratis”

Sebenarnya ngga terlalu ngejar banget sih, tapi ternyata Allah yang membolak-balikkan hati. Dengan mudahnya Allah menggerakkan jempol si bapak buat ngirim SMS yang tadi ke kami. Alhamdulillah, ini baru yang pertama.

Yang kedua, solat malam dirikanlah, eh…Kalo yang kedua adalah besok lusanya. Jadi, secara *cieh* saya kan lagi nyari-nyari laptop nih. Hasil survey ke temen-temen mah kalo yg murah tapi lengkap fiturnya yaitu Axioo dan Acer. Tapi kurang tahan lama. Saya pikir, masalah barang mahal kayak gini mah harus yang tahan lama, karena saya beli bukan buat dijual lagi.

Tanya kesana kemari, yang ok tuh Dell, Sony Vaio, dan Toshiba. Karena dua merek yang awal mayoritas diatas 8 jutaan dan bugdet saya ngga cukup, akhirnya fokus deh di Toshiba (TOs HIdeung BAu, Sunda Translation : Udah Item Bau Lagi). Udah nyari-nyari, ketemu yang harganya $ 869 dan saat itu kurs Rp.8900. Jadi sekitar Rp 7.734.100 lah.

Keliling-keliling di toko sama sobat, eh rata-rata Rp.7.750.000. Masih kemahalan. Karena udah adzan maghrib, solat dulu aja ke masjid deket mall kami teh. Lalu abis solat, sobat saya ngajakin ”Gah, kita nyoba ke pameran yu!” Ya karena masih penasaran, saya hayu aja.

Di pameran, mendekati sebuah stan, dan menanyakan harga. Wah ternyata yang ini mah $869 x Rp.8800 = Rp. 7.647.200. Lebih murah euy! Ternyata ngga selesai sampai di situ, si Mbak ngambil kalkulator dan menyorongkan sebuah angka dengan kurs Rp 7.560.300, dipas-in jadi Rp.7.550.000 masih ditambah optical mouse.

Dan dalam sepersekian detik tiba-tiba si Mbak nampak salah tingkah, dan berkata ”Eh, salah!” Karena kami selaku konsumen berjiwa buas hehehe... kami tagih lagi apa yang dia ucapkan barusan. Dan akhirnya transaksi penghematan besar-besaran kami dapatkan.

Alhamdulillah, Ya Allah, Engkaulah yang membolak-balikkan hati si Mbak, Engkaulah yang membuat si Mbak salah ucap sehingga memberi kami harga grosir. Nuhun pisan ya Allah...

Nah begitulah sahabat, saya pun sekarang makin yakin kalo efek sedekah itu luar biasa, sampai-sampai di dunia pun dibalas kontan. Mudah-mudahan di akhiran lebih berlipat lagi . Amien...

NB : Hari ini, 22 tahun yang lalu, ada sepasang suami istri yang super stress menanti kelahiran si jabang bayi yang sulit keluar. Dari malem udah pembukaan, baru brojol pas adzan dzuhur besoknya. Dan bayi kurang ajar itu adalah saya, peace!!