Rabu, 17 Oktober 2007

Logika Kesuksesan dan Sedekah

[My Both Side Blog] - Ini hanya sekelumit catatan waktu diskusi menjelang malam dengan Ismail 'Sukribo' (Sebikom) dan Andino (Pensil Terbang). Diskusi mendadak ini dilakukan, setelah mereka berdua menemani saya menerima kunjungan wakil British Council (Prof. David, Martin dan beberapa stafnya) untuk pendataan (scouping visit) ke Petakumpet. Lha kunjungan kok jam 21.30 malam, kantor pas lagi sepi. Tapi kata mereka OK aja, jadinya ber-inggris ria selama kurang lebih 1 jam menjelaskan ini itu tentang Petakumpet. Setelah mereka pulang, baru terasa kalo lidah jadi lebih kriting. Maklum terbiasa makan nasi kucing, bukan burger atau hot dog (saya tidak suka anjing, apalagi yang panas).

Kembali ke diskusi dengan duo gokil, tema yang paling hangat adalah tentang kesuksesan dan sedekah. Seperti yang kami bertiga rasakan, masing-masing mengelola perusahaannya yang kebetulan memang sedang diuji Allah dengan beberapa kekurangan. Kurang order lah, kurang modal, kena musibah, kurang lancar cash flow-nya, dsb. Berikut beberapa yang kita bicarakan:

  • Orang akan sukses jika memiliki sikap konsisten/istiqomah terhadap pilihan yang diyakininya untuk dijalankan. Baik dalam kelebihan maupun kekurangan, tetep konsisten. Ditawari uang lebih atau harta bertumpuk tidak mengubah pendirian. Diuji Allah sampai hidup berantakan, tidak putus asa. Dan konsisten ini tidak harus meliputi seluruh bidang kehidupan. Tak ada manusia sempurna. Misalnya: AA Gym dikenal karena konsisten mengelola hati (manajemen qalbu) dalam berdakwah. Yusuf Mansur dikenal sebagai ustadz sedekah. Kemana-mana bicaranya sedekah. Rhoma Irama menyanyi dangdut. Dimana-mana nggak pernah nyanyi trash metal, selalu dangdut. Mereka sukses karena istiqomah di satu bidang tertentu, bukan karena sempurna.
  • Orang yang sukses sebagian besar punya kebiasaan baik (meskipun terlihat sepele) yang dijalankan secara konsisten. Orang yang punya kebiasaan baik meskipun banyak dosanya, tidak akan sampai hancur hidupnya di dunia. Orang yang sangat sukses akan jatuh hidupnya jika punya kebiasaan buruk yang konsisten. Anda masih ingat Harmoko, Sudomo, Soeharto yang merupakan tokoh teras orde baru? Ketika Orba tumbang dan puluhan pejabat korup disidang dan masuk bui, mereka masih bisa menikmati hidupnya di luar. Seorang teman mengatakan, Soeharto punya kebiasaan selalu menghormati orang tua dan sangat rajin sholat subuh tepat waktu. Wallahu 'alam. Saya tidak tahu apa kebiasaan Harmoko dan Sudomo, tapi saya menduga mereka juga punya kebiasaan berbuat baik (meskipun kecil) sehingga Allah menangguhkan hukuman atas dosanya di dunia. Ada anak muda yang dijamin menjadi ahli surga oleh Nabi Muhammad karena sangat menyayangi ibunya, sampai menggendongnya berhari-hari ke Mekkah untuk berhaji. Meskipun ibadahnya yang lain belum tentu sempurna, kebiasaan merawat ibunya itu sudah cukup membawanya ke surga. Yang baru adalah kasus Kepala Bulog Widjanarko yang diduga korupsi import sapi atau Yahya Zaini yang selingkuh dengan Maria Eva. Kedua tokoh ini jatuh kariernya, karena melakukan perbuatan buruk yang konsisten (berlangsung cukup lama) tanpa sempat bertobat. Widjanarko malah ketambahan 3 kasus korupsi lagi yang katanya melebihi kasus import sapi fiktif, bukti bahwa penyalahgunaan 'mungkin' telah dilakukannya secara konsisten pula meskipun awalnya sedikit-sedikit. Terungkapnya kejahatan untuk mereka yang sengaja berbuat dosa (meskipun pinter menghilangkan jejak) hanya menunggu waktu saja.
  • Orang yang sedekah dalam pandangan mata biasa, akan berkurang jumlah hartanya. Ini benar, jika melihat fisiknya. Tapi setahu saya zakat tidak dinilai oleh Allah dari fisiknya semata, yang terpenting justru dari aspek non fisiknya: dari keikhlasan hatinya. Ibaratnya harta itu seperti selembar foto yang kita scan untuk jadi image di komputer. Image itu kita upload di blog, bentuk fisik lembarannya telah berubah jadi digital. Lalu siapapun di seluruh dunia bisa meng-copy file foto itu untuk diprint dimana saja, berapapun jumlah lembarnya, dengan kualitas foto yang sama dengan aslinya, tanpa mengurangi size image yang pertama, tanpa mengurangi lembar foto aslinya. Benda aslinya tetap, tapi penggandaannya tak terbatas jumlahnya. Inilah logika sedekah menurut saya. Terjadi transformasi: fisik - non fisik - fisik. Dan penggandaannya tak terbatas, terserah Allah. bisa sepuluh kali, tujuh ratus kali, atau semilliar kali. Mengikuti hukum alam, di dunia ini sampai kapanpun tidak akan terjadi penambahan atau pengurangan massa benda, yang ada adalah perubahan wujud semata. Jika kita sedekah, harta kita tidak hilang tapi berubah wujud menjadi file digital versi Allah yang jika dikehendaki-Nya akan balik lagi ke kita dalam bentuk fisik atau non fisik berlipat-lipat dari nilai awalnya. Lihat udara yang tak pernah habis meskipun dihisap 5 milyar makhluk bumi selama jutaan tahun, rasakan sinar matahari yang tak berkurang kekuatannya meskipun telah menyinari bumi milyaran tahun.

Demikianlah, diskusi singkat malam itu. Saat jam melewati angka 12 malam, dua teman baik saya itupun pulang. Kami bertiga mengalami pencerahan, tanpa merasa kehilangan apapun. Ilmu yang dibagikan, memperbanyak dirinya tanpa mengurangi bagian si pemilik ilmu. Anda boleh meng-copy tulisan ini dan mendiskusikannnya atau membaginya ke siapapun, tulisan ini takkan berkurang sedikitpun.

Sedekah hanya akan memperbanyak, tidak pernah mengurangi harta kita. Lacaklah dengan logika dan iman. Allah menyediakan perniagaan yang tidak pernah rugi. Tidak sekalipun merugikan. Jika Anda belum percaya, silakan dicoba.

Tidak ada komentar: